Yustina: Gunakan Kearifan Lokal untuk Edukasi kepada Masyarakat
|
Bandung Barat, Badan Pengawas Pemilihan Umum - Anggota Bawaslu Provinsi Papua Selatan, Yustina Weyrop membagikan kisahnya sebagai srikandi pengawas pemilu dari Papua Selatan. Sebelum menjadi pengawas pemilu, Yustina merupakan guru dari sekolah 3T (Tertinggal, Terdepan, dan Terluar) di Boven Digoel. Sejak tahun 2015, Yustina menjadi anggota Panwaslu Kecamatan Boven Digoel dan menjadi anggota Bawaslu Provinsi Papua Selatan pada 2023 yang merupakan provinsi baru.
"Tentunya tantangan yang dihadapi oleh kami, Bawaslu Provinsi Papua Selatan, berbeda dengan teman-teman dari luar tanah Papua. Dengan adanya keterbatasan sumber daya manusia sehingga hal tersebut memotivasi saya bahwa saya harus tampil untuk maju. Selama 8 tahun ini banyak tantangan yang dihadapi yakni kantor dengan fasilitas yang minim. Dengan keterbatasan itu, tidak membuat kami diam. Tapi kami manfaatkan kearifan lokal dengan menginisiasi kegiatan untuk menunjang para kaum inklusif yang berada di Papua Selatan,” ujar Yustina.
Provinsi Papua Selatan terdiri dari 4 Kabupaten. 4 Kabupaten tersebut ditempuh dengan jarak yang cukup jauh. Pada saat itu, kegiatan sosialisasi dilakukan di tempat para masyarakat. Hal tersebut lantaran para masyarakat tidak mau meninggalkan pekerjaannya. Ada pula kolaborasi unik yang berbasis pada kelompok adat.
“Lewat sosialisasi wayang kulit bagi masyarakat Paguyuban Jawa dan Madura. Disini banyak warga transmigrasi yang didatangkan dari pulau Jawa dengan kearifan budayanya sendiri. Dengan pagelaran wayang kulit. Kami menggunakan dalang yang bisa mensosialisasikan kepada masyarakat Jawa sesuai dengan bahasa daerahnya,” tambahnya. Bahasa Jawa lalu dipilih oleh Bawaslu Provinsi Papua Selatan agar masyarakat Jawa mengerti. Selain wayang, tarian juga ditampilkan agar masyarakat tidak bosan. Sosialisasi di Papua Selatan dilakukan dengan kolaborasi untuk menarik para masyarakat.
“Hak untuk memilih tidak diwakilkan oleh Ketua Adat. Masing-masing orang akan menyalurkan aspirasi di TPS. Suara perempuan yang tadinya tidak tersalurkan di rumah adat membuat para perempuan mengerti haknya. Para kaum muda pun sulit untuk tertarik pada pemilu sehingga diselenggarakan sosialisasi,” ucap Yustina. Kegiatan fun walk juga dipilih agar bisa melakukan edukasi agar tidak monoton. Ragam kegiatan yang dilakukan Bawaslu Provinsi Papua Selatan sebagai provinsi baru agar para masyarakat khususnya terciptanya pemilu yang inklusif di Papua Selatan.
Penulis: Bunga Putri N.
Foto: Bunga Putri N.