Lompat ke isi utama

Berita

Beri Arahan pada Kader P2P, Anggota Bawaslu RI Totok: Kritisi Siapapun yang Mengkorupsi Demokrasi

P2P Serang

Pimpinan Bawaslu Republik Indonesia, Totok Hariyono saat menyampaikan arahan pada kegiatan Pendidikan Pengawas Partisipatif (P2P) dengan tema "Berfungsi dan Bergerak untuk Pemilu 2029 yang Bermartabat" di Serang, Banten, Selasa (15/7/2025). Dok: Humas Bawaslu RI

Serang, Badan Pengawas Pemilihan Umum - Anggota Bawaslu Republik Indonesia, Totok Hariyono berpesan kepada kader Pendidikan Pengawas Partisipatif (P2P) untuk mempunyai pemahaman yang baik mengenai demokrasi dan pemilu. Totok berharap kader P2P dapat menjadi pelindung bagi marwah demokrasi Indonesia. Kader P2P untuk mampu bersikap kritis dan aktif dalam rangka mengawal demokrasi dari ancaman-ancaman yang dapat merusak demokrasi. 

"Tugas dari kawan-kawan semua adalah mengkritisi. Dalam artian kepada siapapun yang mencoba untuk mengkorupsi demokrasi. Pemilu adalah bagian dari demokrasi. Maka, pahami demokrasi secara baik agar penyelenggaraan pemilu pun semakin baik," ungkap Totok saat menyampaikan arahan pada kegiatan Pendidikan Pengawas Partisipatif (P2P) dengan tema "Berfungsi dan Bergerak untuk Pemilu 2029 yang Bermartabat" di Serang, Banten, Selasa (15/7/2025).

"Kader P2P adalah pejuang baik demokrasi. Alasannya karena kawan-kawan mau untuk terlibat secara sukarela bagi demokrasi tanpa mengharapkan imbalan dari negara," ujarnya.

Pada kesempatan tersebut, pria yang lahir di Malang pada tanggal 5 Februari 1967 itu menyampaikan pandangannya bahwa para kader Pengawas Partisipatif Pemilu (P2P) layak disebut sebagai pejuang demokrasi. Menurutnya, hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa para kader P2P bersedia turut ambil bagian dalam proses pengawasan pemilu secara sukarela, tanpa mengharapkan atau menerima imbalan materi dari negara sebagai bentuk apresiasi atas kontribusi mereka.

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa kehadiran para kader P2P bukanlah hasil dari perintah institusi atau tekanan dari pihak manapun, melainkan muncul dari kesadaran moral dan komitmen pribadi untuk menjaga keberlangsungan dan integritas demokrasi di Indonesia. "Julukan pejuang demokrasi kami berikan kepada seluruh kader P2P karena kalian hadir bukan karena digaji atau diminta, tetapi karena adanya kesadaran hati dan semangat yang tulus untuk memastikan demokrasi tetap berdiri tegak dan kokoh," ungkapnya dengan penuh apresiasi.

Ia juga menyampaikan optimisme bahwa apabila kader P2P dapat terus menunjukkan konsistensi dalam bertindak dan bersikap kritis terhadap kebijakan-kebijakan yang menyimpang dari prinsip demokrasi, maka kualitas pelaksanaan Pemilihan Umum pada tahun 2029 akan mengalami peningkatan yang signifikan dibandingkan dengan penyelenggaraan Pemilu tahun 2024.

Namun demikian, ia juga mengingatkan bahwa jika para kader P2P, yang disebutnya sebagai pejuang demokrasi, tidak menjalankan peran dan tanggung jawabnya secara aktif dan kritis, maka tidak ada jaminan bahwa Pemilu 2029 akan lebih baik dari Pemilu sebelumnya. "Sebaliknya, apabila para pejuang demokrasi ini tidak menjalankan fungsinya dan tidak bergerak secara aktif, maka kualitas Pemilu 2029 belum tentu akan melebihi kualitas Pemilu 2024," ujarnya dengan nada tegas.

Sumber: Website Bawaslu RI

Penulis: Bunga Putri N.